Senin, 04 Juni 2012


SEJARAK PAK  DALAM ABAD REFORMASI
Martin Luther  
            Martin Luther lahir di tahun 1483 di kota Eisleben, Jerman. Dia memperoleh pendidikan perguruan tinggi yang cukup baik dan pada suatu saat pernah belajar hukum (tampaknya atas dorongan sang ayah). Di tahun 1512 dia meraih gelar Doktor dalam teologi dari Universitas Wittenberg dan segera sesudah itu terjun aktif dalam fakultas jurusannya.
            Pandangan  Marthin Luther tentang pendidikan sebagai  landasan teori dam praktek pendidikan agama kristen yaitu :
1.  Keadaan berdosa dari setiap warga.
            Luther menghubungkan alasan mengapa pendidikan agama harus ada dengan tabiat berdosa manusia yang lebih terbuka pada campur tangan si iblis. Yaitu untuk menanamkan bibit keapercayaan.
2. Pembenaran oleh iman.
            Pandangan Luther bila seseorang sudah dibenarkan, maka ia akan bertindak secara moral dan ia ingin mengejaheantahkan imannya dalam pelayanan dengan sesamanya. Semuanya itu merupakan uangkapan syukur kepada Allah yang tiada tara yang dinyatakan di dalam Yesus Kristus dan bukan lagi sebagai sarana memperoleh keslamatan. Jadi perbuatan baik bukan sarana memperoleh keslamatan.
Rumusan Luther antara pembenaran oleh iman dengan perbuatan baik, yakni ;
a. Di antara semua orang, seorang kristen adalah tuan yang paling merdeka yang tidak       perlu menundukkan dirinya kepada siapapun
b. Di antara semua orang, seorang kristen adalah hamba yang paling setia yang       menundukkan dirinya kepada siapapun juga.
Dengan menerima pernyataan pembenaran oleh iman itu, maka Luther  melihat ada hubungan kepercayaan kepada Allah dan kasih kepada sesamanya. Demikianlah ajaran dariah itu menjadi motivasi untuk melaksanakan pendidikan di kalangan jemaat dan sebagaian isi kurikulumnya.
3. Imamat semua orang percaya.
     Pandangan Luther terhadap isi 1 Petrus 2 : 9  bahwa jabatan rohani itu tergantung pada penerimaan pekerjaan Kristus melalui iman dan bukan sebagai perbuatan suci yang dilaksanakan seorang uskup. dengan darah Kristus saja orang percaya dibuat menjadi imam-imam dan raja-raja.
     Sedangkan dalam imamat am, menurut Luther  di dalamnya tersirat perlunya memperlengkapi semua warga agar mampu memenuhi kesempatan dan kewajiban yang termaasuk dalam pangilan yang mulia itu. Antara lain, mereka harus dididik dalam Firman Allah sebagai dasar teologi untuk pendidikan agama kristen.
4. Firman Allah.
     Semua dasar teologi Luther bersumber dari Alkitab. Menurut Luther arti Firman Allah dapat dibedakan, yaitu :
a. Yesus secara pribadi dan AjaranNya adalah Firman
     Firman Allah sumber kehidupan setiap warga gereja. Kalau ia hidup dalam Firman dan percaya dalam Firman maka ia mampu mengorbankan segala sesuatu agar menjauhkan dirinya dari ajaran dan pelayanan semua orang yang salah.
b. Alkitab sebagai Firman
     Pandangan Luther berakar dari Alkitab sebagai Firman yang tertulis. Yang harus di pelajari tingkat SMP dan SMA.
c. Firman sebagai Amanat Allah yang diberitakan kepada warga kristen.
     Firman yang diberitakan tidak mempunyai kuasa yang terpisahkan dari Firman yang hidup, Yesus Kristus, dan Firman yang tertulis yaitu Alkitab.
     Jadi Firman yang diberitakan tidak hanya lewat suara manusia, tetapi juga sakramen perjamuan Kudus dan baptisan.

Dasar Sosiologi untuk Pendidikan Agama Kristen
     Menurut Pandangan Luther ada dua bagian pokok yang berperan dalam pendidikan kaum muda , yaitu :
a. Orang tua, namun tugas ini sedang yang dilalaikan karena pertimbangan laba rugi ekonomis.
Kenapa kaum muda perlu dididik pendidikan agama kristen,karena :
     1. Contoh alam
     2. Tenaga mereka dibutuhkan oleh masyarakat
     3. Berakar dalam kehendak Tuhan sendiri.
b. Pengusaha sipil.
     khusus mereka yang terlibat dalam kepemimpinan kotapraja wajib menyedikan dana dan sarana demi kepentingan pendidikan bagi kaum muda.
Menurut pandangan Luther kenapa pemimpin kotapraja wajib menyediakan kesempatan belajar. 1) Ada orang tua yang sama sekali tidak menghiraukan keperluan memperoleh pendidikan untuk anak-anak mereka. 2) Orang tua tidak mampu melaksanakan tugas mulia. 3) Berkaitan dengan kesibukan orang tua dalam keperluan mencari rejeki.
Asas – asas Pelayanan Pendidikan Agama Kristen di Jemaat.
1. Tujuan pendidikan agama kristen
      a. Untuk mengantarkan warga kepada kesadaran akan dosa mereka pribadi.
               Luther ingin menyadarkan bahwa anak didik dan oeang dewasa tentang keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu mereka orang berdosa. Maka setiap warga harus bertobat dan berseru kepada Allah agar diampuni.
     b. Mempelajari Pengakuan Iman Rasuli
               Tujuan mempelajari pengakuan iman rasuli, agar iman dapat ditanam dalam diri semua pelajar, sehingga tidak lagi bersandar pada prestasi dan kebijakan pribadi.
     c. Agar pelajar memahami doa dan melaksanakan kehidupan berdoa.
            Berdasarkan pengertian di atas maka Luther menyimpulkan tujuan pendidikan agama kristen secara umum adalah untuk melibatkan semua warga jemaat, khususnya yang muda dalam rangka belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa mereka serta bergembira dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan mereka di samping memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya pengalaman berdoa, Firman tertulis, Alkitab, dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian secara bertanggungjawab dalam persekutuan kristen yaitu Gereja.
2. Pengajar dalam pelayanan pendidikan agama kristen adalah Allah.
            Luther mengakui bahwa pada dasarnya bahwa Allah sendiri bukan manusia adalah pengajar pokok dalam pendidikan agama kristen. Gaya mengajar yang diprakasai Allah merupakan contoh bagi semua perkara pedagogis insani. Pengajar yang kedua yang sudah ditentukan oleah tuhan sendiri sejak semula adalah orang tua. Mereka disuruh tuhan untuk memenuhi tugas mulia (Ef 6 : 4b)
3. Para pelajar
     Para pelajar yang menerima perhatian adalah orang tua, guru, kaum muda, warga dewasa, imam, biarawan dan kaum awam yang dipersiapkan untuk berkotbah. sebelum mampu meandidik, lebih dahulu mereka yang harus diajar. Jadi walaupun mereka menjadi pengajar, namun merekapun harus tetap menjadi pelajar seumur hidup.
4. Masalah kurikulum.
     a. Ruang lingkup kurikulum yang Luther sebutkan sepintas lalu dalam karnyanya.
            Pertama-tama, mengingat pentingnya musik dalam kehidupan Luther sehingga musik ditikberatkan dalam pengalaman belajar bagi semua pelajar. Sejarah juga perlu dipelajari oleh anak didik, karena bagi Luther sejarah adalah kisah yang bersaksi atas pemeliharaan Allah sepanjang abad terhadap manusia. Juga  ilmu hitung dan olah raga serta vak khusus yang berkaitan dengan bahasa Latin dan pelajaran pokok yaitu Alkitab.
     b. isi Katekismus
            Isi katekismus berisi sepuluh perintah Allah.Pengakuan Iman Rasuli, doa Bapa Kami, Sakramen baptisan, Pengakuan Dosa dan Perjamuan Kudus.
            Pandangan Luther bahwa pendeta seharusnya memakai katekismus sebagai dasar kotbahnya.
     c. Isi Kurikulum di sekolah – sekolah
            Pertama-tama, guru jangan merubah isi kateksismus karena kaum muda tidak berpengalaman banyak harus diajar dengan isi tetap dan seragam. Kedua, sesuadah anak-anak mengenal isi pokok katekismus itu, hendaknya mereka diajar isinya. Ketiga, setelah mengajari isi katekismus kecil, titik perhatian kelas wajib dipusatkan pada isi katekismus besar. Keempat, hubungan dengan pokok Perjamuan Kudus
     d. Perpustakaan
            Pendirian dan pemeliharaan perpustakaan bermutu tinggi sama pentingnya dengan persekolahan dan pembinaan secara langsung pada wadah gerajawi dalam rangka mendidik kaum muda dalam iman kristen.


     Kelebihan
Penulis melihat bahwa sumbangsih Marthin Luther terhadap perkembangan pendidikan agama kristen sangat besar. Beliau meletak dasar – dasar teologi sebagai landasan teori pendidikan agama kristen dengan bersumber pada Alkitab sebagai Firman yang tidak pernah salah.
Prestasi menterjemahkan Alkitab kedalam bahasa Jerman sungguh berdampak sangat besar terhadap pemahaman masyarakat Jerman terhadap Firman Tuhan, maka hal ini juga akan sangat berperan dalam perkembangan pendidikan agama kristen.
Luther juga mewajibkan baik laki – laki maupun perempuan baik muda maupun   dewasa harus belajar membaca dan menulis sebagai orang percaya yang terdidik karena hal itu yang memungkin mereka bisa memahami akan kehendak Allah dalam hidupnya sehingga mereka bisa berkarya dalam masyarakat.
Orang tua harus berperan aktif di dalam pengajaran pendidikan agama kristen, Cuma yang menjadi masalah mereka kurang memiliki pemahaman yang benar terhadap isi Alkitab maka menurut hikmat penulis ini adalah tugas gereja untuk memperlengkapi jemaat sehingga mampu menjawab persoalan – persoalan yang dihadapi oleh anak muda jaman sekarang.
Para pemimpin kotapraja wajib mendirikan sekolah – sekolah negeri adalah mutlak harus dilakukan supaya semua warga masyarakat bisa sekolah dengan biaya dari kas pemerintah daerah, sehingga masalah buta huruf tidak lagi terjadi di masyarakat baik di desa maupun di perkotaan.
Luther juga menyusun kurikulum salah satunya katesimus untuk anak muda hai ini sangat membantu untuk membentuk karakter anak didik. Luther juga menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik sehingga ada keseimbangan dalam kurikulum itu tidak hanya agama saja tetapi juga pendidikan yang lain juga di ajarkan sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas sebab dengan mengetahui pendidikan yang lain itu juga menyadarkan peserta didik bahwa Allah juga bisa berkarya lewat apa yang sedang kita pelajari itu.
Luther juga mendesak warga Jerman untuk mendirikan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi peserta didik baik itu perseorangan, masyarakat, gereja maupun negara.


Kelemahan
Marthin Luther sangat optimis negara sebagai kekuatan yang turut melaksanakan tujuan – tujuan gereja. Penulis menganggap bahwa hal itu sebuah kelemahan karena antara negara dan gereja ada perbedaaan tujuan yang sangat mendasar.
Luther berat sebelah dalam hubungan antara kepercayaan dan perbuatan. Karena pandangannya bahwa seseorang dikatakan baik jika percaya sebaliknya dikatakan jahat jika tidak percaya.
Bagi Luther iblis itu nyata bukan semacam tokoh simbolis.
Sakramen perjamuan kudus dan baptisan sangat berperan dalam pedagogis.
Pelayan kotbah dengan pengajar dimaknai sama

Yohanes Calvin
            Yohanes Calvin merupakan salah satu reformator gereja yang saat ini pengajarannya dianut oleh banyak gereja dengan nama Calvinisme. Calvin merupakan reformator dengan masa hidup dari tahun 1509-1564. Calvin merupakan seorang sarjana hukum yang tertarik pada teologi. Ia merupakan pengagum Erasmus dan Humanisme,hal ini terlihat juga dari karangan-karangan Calvin melalui pemikiran mereka. Selain itu Calvin menjadi pengikut Luther sehingga membuat Calvin diusir dari tempat dia berasal dan menjadi pedeta di kota Jenewa(Swis). Dan tidak dapat dipungkiri bahwa Calvin menghargai dan sangat menghormati Luther sebagai guru besarnya.
                Hal ini diawali dengan sependapatnya Calvin dengan Luther dalam hal pembenaran oleh iman yang membuat Calvin menekankan “penyucian”. Pengajaran Agama Kristen yang disusun oleh Calvin merupakan buku yang paling membuatnya dikenal merupakan buku yang bukan hanya berisikan tentang risalah, tetapi keseluruhan sikap yang saleh.
Lima Dasar Pendidikan Agama Kristen

Buah pikirannya terhadap pendidikan dan gereja bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Kepeduliannya terhadap kepedulian ini juga terlihat keinginannya mendirikan salah satu akademi bermutu yang mencakup taraf pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Hal ini diwujudkannya dengan usahanya mengumpulkan dana dari banyak dompet warga khususnya di Jenewa. Dan pada Tahun 1563 terbangunlah gedung yang dia inginkan untuk proses belajar mengajar itu untuk para pelajar dan pengajar.

Dalam usaha-usaha dalam bidang pendidikan, ada juga hal yang perlu di perhatikan dari pendidikan melalui pengajaran Calvin, yaitu dasar teologi.
Dasar - dasar teologi yang mendasari pendidikan Pendidikan Agama Kristen.

  1. Pertama adalah kedaulatan Allah
Tugas terhadap Allah Yang berdaulat yaitu :
a. Allah wajib dilayani dan semua pembicaraan manusia tentang Allah harus           bertitik tolak dari sudut bagaimana Allah sendiri ingin diketahuiNya.
       Dalam kedaulataNya Dia menyatakan diriNya dala tiga pribadi, Bapa, Anak   dan Roh Kudus yang berbeda-beda.
b.  Allah berdaulat atas dunia, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu ada.
c.  Membangun atas gaya menciptakan sebagai pengejawantahan kedaulatan Allah.
d.  Kedaulatan allah yang memelihara ciptaanNya.

  1. Kedua Alkitab sebagai Firman Allah
            Calvin bependapat bahwa sumber pengetahuan didapati dari Alkitab Firman yang tertulis. Namun Firman tidak hanya terbatas pada Alkitab, tetapi juga perkataan-perkataan manusia yang dapat berupa firman yang diberitakan. Alkitab yang merupakan pokok isi pendidikan agama kristen menjadi tolak ukur dalam proses pelaksanaan pembinaan warga jemaat.
  1. Ketiga Ajaran tentang manusia.
            Mengenai ajaran tentang manusia, manusia di bagi atas dua bagian yaitu, manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang segambar dengan Allah dan manusia yang kemudian jatuh dengan dampak luas yang tersirat didalamnya.
Yang kedua sejumlah manusia yang jatuh ini dipilih dalam Yesus Kristus untuk diselamatkan dari akibat kejatuhan agar mengejahwantahan buah keselamatan dalam kehidupan dan pelayanan terhadap sesamanya. Dalam hal ini kita diberitahukan bahwa Yesus sebagai manusia sejati yang memenuhi dalam diriNya rencana Allah untuk manusia.
Manusia dengan usahanya sendiri tidak dapat menyembuhkan penyakitnya yaitu keterasingan dari Allah. untuyk membuktikan hal itu Allah menyediakan hukum TauratNya yang triguna, yaitu : 1) hukum itu berfungsi sebagai cermin. 2) Hukum itu dipandang sebagai ancaman terhadap semua macam tindakan yang bersalah. 3) Telah ditulis oleh jari Allah pada hati orang-orang percaya.
            Maka dapat dikatakan bahwa gereja adalah persekutuan kaum perpilih dalam Yesus Kristus yang dididik melalui sarana kebaktian, yang pada pokoknya pemberitaan Firman dan sakramen baptisan dan perjamuan kudus dan kesempatan belajar lainnya, agar kaum percaya itu mengejahwantahkan pilihannya dengan tindakan kasih kepada sesamanya.
  1.  Keempat, Ajaran gereja
Dalam pengajaran Calvin mendasarkan kepada gereja yang “am”. Gereja merupakan persekutuan orang-orang terpilih yang didalamnya dididik dengan sarana kebaktian. Khotbah merupakan sarana untuk menginjili dan mendidik jemaat. pengaplikasian terhadap didikan tersebut terdapat dalam tindakan-tindakan kasih demi sesama manusi dalam kehidupan sehari-hari.
  1.  Kelima, ajaran tentang gereja dan negara
            Calvin membagi 4 praduga tentang hubungan antara gereja dan negara, yakni :
a.  Dia tidak dapat membayangkan negara yang terbagi menurut iman warganya. demi keamanan negara, semua warga wajib mengakui iman yang sama. Yang tidak setuju diberi tiga pilihan, yaitu : mengubah pendapat, mengungsi atau ditangkap.
b.   setiap pemerintah yang dikenalnya dari dekat terdiri dari warga yang menganggap pengikut Kristus. Maka sebagian kewajibannya sebagi pengikut Kristus dipenuhi melalui pemerintahan negara.
c. Para pemimpin negara adalah manusia yang berdosa juga. fakta bahwa lembaga pemerintahan diberikan Allah demi kepentingan kesejahteraan dan keamanan warganya, maka menentang pemerintah jangan dilaksanakan oleh warga akan tetapi menunggu sampai Allah turun tangan pada waktu yang ditentukanNya.
d. Meskipun hubungan antara gereja dan negara sangat erat,  namun para pelayan wajib menentuka isi Firman yang diproklamasikan dan siapa yang boleh menerima sakramen.Calvin menanamkan bibit demokrasi. dalam hal ini dimaksudkan juga bahwa gereja tidak mendominasi negara dan negara tidak mendominasi gereja. Namun gereja tetap mengajarkan keseluruhan dari kebudayaan kepada gereja.

Pendidikan Agama Kristen, Asas-Asas dan Pelaksanaannya.
1. Apa itu Pendidikan Agama Kristen ?
            Pendidikan agama kristen menurut rumusan Calvin adalah pemupukan akal orang-orang percaya dan anak-anak mereka dengan Firman Allah di bawah bimbinghan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang diejahwantahkan semakin mendalam melalui pegabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa tindakan-tindakan kasih kepada sesamanya.
2. Tujuan Agama Kristen
            Tujuan Pendidikan agama kristen adalah mendidik semua putra-putri sang Ibu (gereja) agar mereka, dilibatkan dalam penelaah secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus, diajar mengambil bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan gereja, diperlengkapi memilih cara-cara mengejahwantahkan pengapdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus dalam gelanggang pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggungjawab di bawah kedaulatan Allah demi kemulianNya sebagai lambang ucapan syukur yang dipilih dalam Yesus Kristus.
3. Para Pelajar
            Menurut Calvin ada 4 golongan yang dianggap pelajar, yakni :  anak didik, kaum dewasa,  golongan pelajar, dan golongan pendeta dan pengajar
4. Siapakah pengajar Pendidikan Agama Kristen ?
            Pengajar yang utama adalah Allah sendiri, sebagai Allah yang berdaulat sehingga Dialah yang menentukan apakah perkataan seorang peangajar mengenai sasaran atau tidak maka seorang pengajar janganlah melampui mandatnya menjadi juru bicara Tuhan alam semesta. Menurut Calvin , Allah telah mempersiapkan dua jabatan gerejawi sebagai pelayan-pelayan FirmanNya yaitu :  Pendeta/ gembala dan guru.

4. Akademi Jenewa
            Pada tanggal 5 Juni 1559 diselenggarakan upacara pembukaan Akademi Jenewa, Calvin sendiri sebagai rektor yang pertama di akademi itu. Ia juga membuat peraturan untuk akademi tersebut. Pada pokoknya isinya mengutamakan gay hidup disiplin. Baik pelajar maupun pengajar jika melanggar peraturan mereka akan dihukum. Walaupun peraturan itu keras, namun berpusat pada maksud dua pokok yaitu : 1) menentukan suasana belajar yang cenderung menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin dari usaha kedua belah pihak pengajar dan pelajar. 2) Melatih kaum muda bertindak sesuai dengan peraturan, agar gaya hidup yang disiplin itu menjadi biasa bagi mereka setelah tamat.

Kelebihan
Menurut penulis sumbangsih Calvin terhadap dasar dan praktek  pendidikan agama kristen adalah keteladanan hidupnya sebagai orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap pikirannya.
Dalam bukunya Institutio ia menjelakan iman kristen yang  teratur sebagaimana yang terdapat dalam Alkitab.
Calvin juga menekankan bahwa pengetahuan perlu dipahami dan dimengerti oleh warga kristen.
Peraturan yang dibuat mencakup hal-hal yang sangat mendetail, yaitu dimulai dari hal pelajar, proses belajar mengajar hingga pengajar.
Dia berharap semua warga dari segala golongan umur mau menaklukkan dirim kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari sebagi bukti wujud pemilihan mereka dalam Yesus Kristus.
Pak adalah bagian dari pelayanan gereja karena gerejalah sang Ibu yang mengasuh anak-anaknya.
Dia menjunjung tinggi kotbah sebagai sarana untuk penginjilan serta mendidik warga jemaat.
Dia mempersiapkankatekismus untuk mendidik kaum muda.
Dia mendidik jemaat memuji Tuhan melalui mazmur – mazmur yang berbahasa Perancis ( bahasa daerah)
Mendorong pemerintah dan masyarakat Jenewa mendirikan akademi sebagai pusat persekolahan gereja yang am”
Mendidik warga jemaat bahwa mereka bukan kepunyaan mereka sendiri melainkan milik Tuhan

Kekurangan

Peraturan yang terlalu ketat  menimbulkan rasa tidak nyaman. sekalipun hal itu  memiliki dua maksud pokok yaitu 1)menentukan suasana belajar yang cederung menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin bagi pihak pelajar dan pengajar, dan 2) melatih pelajar bertindak sesuai peraturan, agar gaya hidup berdisiplin itu menjadi biasa bagi mereka sesudah tamat. Namun kedua maksud pokok tersebut hanya dapat dievaluasi saja secara tekhnis dan teori, namun dari pelajar tidak dapat dilihat apakah benar-benar dapat dievaluasi. Misalnya kedisiplinan apakah membuat sebagai habit ataukah hanya menekan sang pelajar dalam proses pendidikannya.
Ajaran predestinasi membebaskan orang percaya dari berbagai belenggu akan lebih rajin memenuhi kehendak Tuhan dalam urusan sehari – hari
Tidak ada penggolongan dalam usia dalam belajar semua disebut peserta didik.
Seorang warga tidak diijinkan memberotak terrhadap pemerintah sekalin keliru karena kita dianggap mengambil alih keakuasaan yang sudah dituigaskan Tuhan kepada para pemimpin atas namaNya.

Daftar Pustaka
Boehlke Robert, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, BPK Gunung Mulia
Mcgrath E. Alister, Sejarah Pemikiran Reformasi, BPK Gunung Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar