Jumat, 13 November 2015

CARA MENGHADAPI KRISIS

CARA MENGHADAPI KRISIS 
KEJ. 26 : 1-3; 6 – 13 
Silas Sudarman
              Semua orang pasti mengalami krisis-krisis didalam kehidupannya siapapun kita orang yang percaya ataupun tidak percaya. Oleh sebab itu kita harus mempersiapkan diri dalam menghadapi krisis dalam kehidupan.
Bagaimana caranya kita sebagai orang Kristen mengatasi masa krisis yang melanda kehidupan kita :

1. Harus Tetap Tinggal dalam Perjanjian Berkat dengan Tuhan 

"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." (Ula. 28:1-2). 

Sebagai orang percaya bagian kita adalah tetap ada didalam Kerajaan Allah dalam perjanjian berkatNya, mendengarkan Firman Tuhan, hidup setia melakukan perintah-perintah Tuhan. Sekalipun ada badai dalam hidup ini tetaplah setia dan jangan pernah menyerah tetapi yakinlah bahwa Tuhan pasti menolong dan melepaskan kita dari badai kehidupan.

a) Ishak terkena bencana kelaparan. Sekalipun Ishak adalah seorang anak Tuhan, dan ia tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya, tetapi ia toh terkena bencana kelaparan ini. Penerapan: • sekalipun kita adalah orang kristen yang hidup sesuai kehendak Allah, bisa saja kita terkena penderitaan / bencana! Dan karena itu, kalau saudara / orang kristen lain terkena penderitaan / benca¬na, jangan terlalu cepat menarik kesimpulan bahwa saudara / orang itu telah berbuat dosa! • penderitaan / bencana belum tentu menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyertai / memberkati / mencintai kita!

b) Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir (ay 2). • Pada waktu Abraham terkena bahaya kelaparan, ia mengungsi ke Mesir (Kej 12:10). Mungkin Ishak mau meniru jejak ayahnya dengan mengungsi ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan. • Abraham tidak pernah menceritai Ishak tentang peristiwa dusta¬nya, mungkin karena ia merasa malu. Tetapi akibatnya, Ishak jatuh dalam dosa yang sama.

c) Ishak mentaati Firman Tuhan itu. Ia tidak pergi ke Mesir, tetapi ke Gerar yang merupakan wilayah dari Abimelekh (ay 1b,6). Adalah sesuatu yang menarik bahwa Ishak mau taat tanpa bertanya: ‘Mengapa tak boleh ke Mesir? Mengapa harus ke Gerar?’. Penerapan: Kitapun harus belajar untuk taat tanpa membantah / bertanya. Memang ada banyak perintah dalam Kitab Suci yang disertai alasan mengapa kita harus melakukan hal itu. Misalnya: kita harus memberitakan Injil supaya orang-orang yang kita injili itu bisa selamat (Ro 10:13-15). Tetapi sering juga Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu tanpa memberikan alasan mengapa kita harus melakukan hal itu.

 2. Bangun hidup harmonis dengan istri ( ayat 8 ) 

 Kenapa hubungan keluarga juga salah satu untuk menghadapi krisis .

 a. Isteri tunduk kepada suami “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.” 1 Petrus 3:1-2

b. Suami menghormati isteri “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” 1 Petrus 3:7

c. Bersehati “Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.” 1 Petrus 3:8-9

 3. Harus Tetap Menabur Sekalipun dalam Masa Krisis ( ayat 12-13) 

Tetaplah menabur, tetaplah memberi, tetaplah ada dalam mentalitas Kerajaan untuk terus menjadi berkat sekalipun ada dalam masa-masa kekurangan, masa-masa krisis, masa-masa kelaparan.

Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (2 Kor. 8:2-3)

Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya (Kej.26:12-13)

Sabtu, 20 Juni 2015

KONEKSI ILAHI

KONEKSI ILAHI
Matius 2 : 1-12

Oleh Silas Sudarman

Untuk bisa menghampiri Allah, maka perlu ada koneksi atau sinyal dari Allah. Untuk bisa dapat koneksi dari Allah maka yang perlu sinyal. Pertanyaan SINYAL  yang bagaimana ?

Ada jenis sinyal kita kenal di dunia ini, yaitu :

 1. Tidak ada sinyal, karena terlalu jauh dengan sumber sinyal.
            Tidak ada sinyal ini adalah golongan Herodes
Bagaimana ciri orang yang ngak memiliki sinyal dengan Allah
ü  Bagaimana sikapnya mendengar  kelahiran Kristus?

Ayat 3  “terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem”  kata terkejut (= yun=tarasso= mencemaskan; mengganggu).

Sikap orang yang tidak memiliki sinyal kepada Tuhan, kehadiran Kristus menjadi suatu acaman dan mengganggu ketenanngan hatinya.

ü Sikap terhadap Firman Tuhan

Orang yang tidak memiliki sinyal, sikapnya terhadap Firman Tuhan  tidak ada ketaatan ( ayat 8 “kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."   )  seperti orang yang begitu taat, tapi hanya sampai di bibir saja tapi hatinya jauh dari hadirat Tuhan ( Mat. 15 : 8).

Orang yang tidak memiliki sinyal, mudah marah dan melakukan kejahatan  ( ayat 16), Karena hatinya tidak diterangi oleh firman Tuhan, sehingga yang ada kejahatan ( Mat. 15 : 19)

2. Ada sedikit sinyal

            Artinya singalnya kadang ada kadang tidak ada. Ini adalah golongan Para Imam dan Ahli Taurat ( ayat 4-5).

ü  Bagaimana sikap terhadap kelahiran Kristus?

Sikap orang yang sinyalnya seperti ini kadang ada kadang terputus alias suam-suam kuku (Wahyu 3:16 ‘karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” ) Jelas orang yang suam-suam kuku kata Tuhan akan dimutahkan artinya akan dibuang tidak masuk dalam kerajaan Tuhan.

Sikapnya terhadap kelahiran Kristus, ia tahu tahu tapi  biasa saja tidak ada api dalam hidupnya. Maka dapat dipastikan sama seperti perempuan yang bodoh, masuk dalam kebinasaan jika tidak ada pertobatan  ( Mat 25 :3).

ü  Bagaimana sikapnya terhadap Firman Tuhan

Orang yang demikian Firman Tuhan tidak pernah berakar dalam hatinya karena msih banyak batu-batu dalam hatinya, sehingga saat kena sinar matahari layu dan mati ( mat 13 :5-6).

Tidak pernah menjadi pelaku Firman, sekalipun tahu akan kehebatan Tuhan tapi tidak pernah mempercayai karena mendirikan pengertiannya sendiri ( Roma 10 : 3 ).

3. Sinyalnya Bagus artinya memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan.

Ini adalah golongan Orang Majus. Mereka memiliki sinyal yang baik sehingga sangat peka terhadap kehadiran Tuhan, yang ditunjukkan dengan Bintang.

ü  Bagaimana sikapnya terhadap Kelahiran Kristus

Ada kerinduan yang dalam untuk bertemu dengan bayi Yesus, seperti pemazmur kerinduannya akan keslamatan dari Tuhan dan mencintai FirmannYa ( Maz 119 : 174).

Berani bayar harga untuk menanggapi sinyalnya Tuhan (ayat 11  kekayaan, wakyu , tenaga dsb)

Berani untuk merendahkan diri, sekalipun ia orang yang setara dengan raja tapi mau menyembah Dia ( ayat 2, 11)

Jadi orang yang memiliki hubungan yang baik denganTuhan,  maka sikap kerendahan hati itu sangat nampak dan bisa dinikmati oleh orang lain, kerinduaannya hanya untuk menyenangkan Tuhan dalam hidupnya serta rela berkorban dan tidak kikir dengan Tuhan dan sesamanya.

Sabtu, 31 Januari 2015

HARAPAN YANG HIDUP

PENGHARAPAN YANG HIDUP
ROMA 12 : 12
Oleh Silas Sudarman
Apa itu pengharapan ?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diterangkan bahwa pengharapan adalah keinginan supaya sesuatu terjadi dan sesuatu itu biasanya hal yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan.
Pengharapan adalah keinginan yang bergantung pada pada kehendak Tuhan.
Roma 12 :12
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

1. Bersukacitalah dalam pengharapan.
 Kenapa kita disuruh bersukacita dulu sebelum apa yang kita harapkan itu terjadi ?
a. Sukacita tidak ditentukan oleh keadaan
Habakuk 3 : 17 -19
17. Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. 19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
b. Di dalam sukacita ada ucapan syukur. 
Filipi 4 :4
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
       Di dalam sukacita ada ucapan syukur, jika hidup kita cuma mengeluh, putus asa bagaiman bisa bersyukur?

Ketika saudara bisa bersukacita sebagai tanda ucapan syukur , maka mujizat terjadi dalam hidup kita.
contoh. dengan ucapan syukur 5 roti dan 2 dua ikan mampu mengenyangkan 5 ribu org dan sisa 12 bakul. ( Lukas 9 : 17)
2. SABAR  DALAM  KESESAKAN
     Kata Sabar ( Yun= Hupomeno = bertahan / berani menanggung )
Mengapa harus bertahan ? apa yang harus kita pertahankan !!!
     a. Kejujuran ( kejujuran jaman sekarang bisa dianggap  sebuah kesesakan/ penderitaan)
     Daniel 6 : 3- 5
3. Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.
4  Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
5  Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!
     b. Takut akan Tuhan
            Roh takut akan Tuhan juga menjauhkan kita dari perbuatan yang tidak menyenangkan Tuhan.
Daniel 3 : 17-18
     17. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
     18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.
3. BERTEKUN DALAM DOA
    Kata bertekun( yun Proskartereo= senantiasa bersama= memusatkan pikiran)

Kis 1 : 14 Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.