Selasa, 16 Juni 2020

Khotbah “ Belajar Memaafkan” Kolose 3:5 – 17


Khotbah “ Belajar Memaafkan”
Kolose 3:5 – 17



Ada seorang pendeta bertanya kepada salah satu jemaatnya”

Apakah Anda mengasihi semua jemaat di gereja ini? “Oh, ya,” katanya, “Tuhan memerintahkan kita untuk saling mengasihi. Saya mencintai umat Tuhan! ” Nah, kalau begitu, mengapa Anda dan saudara itu tidak berbicara? "Dia? Dia menipu saya dalam suatu transaksi bisnis,  padahal  dia menyebut dirinya seorang Kristen!
Kembali Pak Pendeta bertanya kepada jemaat yang lain.
Mengapa anda tidak bersama dengan saudara itu lagi bahkan saudara berusaha untuk menghindar!!, bukankah dia adalah teman ada sejak kecil.  Ahh dia itu tukang pengosip. Bapak tahu apa yang dikatakan dibelakang saya. Pokoknya Tuhan tahu bahwa saya sudah berusaha bersikap baik padanya, tetapi sekarang saya  membatasi  untuk berbicara dengan orang seperti itu.
Itu yang sering terjadi di dalam jemaat Tuhan, dan tidak ada usaha untuk menyelesaikan, tetapi bersikap munafik seperti tidak terjadi apa-apa. Anda harus mnyelesaikan masalah anda. itu adalah satu-satunya pilihan.
Saat ini, banyak orang Kristen yang terluka perasaannya, karena tidak pernah belajar mengampuni,,???  bagaimana Alkitab ajarkan.
Demikian juga Jemaat di kolose, guru-guru palsu mempromosikan filsafat dan pengetahuan mereka, sehingga menimbulkan kesombongan, perselisihan dan perpecahan.

Tema Kita, terambil dari ayat 13
Kol 3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Rasul Paulus memerintahkan untuk mengampuni, seperti Tuhan mengampuni kita.

I. Rasul Paulus memerintahkan mengikuti Pola Tuhan Yesus mengampui Kita.
  •   a.  Jangan berhenti memaafkan (Matius 18: 21-22)

Mat. 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Mat 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
      6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

II. Dasar Kita Belajar memaafkan/ Mengampuni
1.    Kita Orang Pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya (ayat 12)
Kita bukan manusia lama, akan tetapi mengenakan manusia baru diperbaharui terus-menerus( ayat 10). Ciptaan baru yang lam sudah berlalu (2Kor 5:17)

2.    Memiliki 5 karakter kebajikan yaitu: belas kasih; kemurahan; kerendahan hati; kelemahlembutan dan kesabaran.
Ø Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Berbelas kasihan (Matius 18: 23-35).
·       Berhutang 10 ribu talenta= 9,6 triliunrupiah = 200.000 tahun upah
·       yang satu berhutang 100 dinar= 20 Juta saja

III. Mengenakan Kasih
Ayat 14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
  • v Kasih tidak bisa terjadi secara otomatis atau tanpa usaha dari orang pecaya.
  • v Kasih bukan pilihan akan tetapi sangat penting.”
  • v Kasih juga menunjukkan “ Identitas saudara dan alat komunkasi
  • v Kasih adalah rela berkorban dan ada keperdulian ( Ef 5:2)

  • a.   Mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan.

 Ø Kasih yang berkualitas mengikat semua 5 karakter kebajikan, yaitu belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (ayat 12) dalam kasih Kristus.
·       Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengampuni, jika belas kasih dan kemurahan ada dalam hati kita yang didasari oleh Kasih Kristus maka pengampunan itu pasti mengalir dalam hidup kita.

  1. b.  Mengenakan Kasih yang menyempurnakan.


Ø Kasih dengan sempurna/ lengkap memenuhi apa yang Allah tuntut dari kita dalam hubungan
Ø Karena dengan kasih yang sempurna   tidak lagi mempertimbangkan hak-hak kita, akan tetapi bagaiman orang yang kita kasihi memperoleh kasih yang paling tertinggi.
Contoh Kasih yang sempurna,
  • v Ketika Tuhan Yesus ada taman Getsemani, Petrus memotong telinga salah seorang hamba imam besar bernama Malkhus (Yohanes 18:10). Tetapi Yesus menyuruh Petrus untuk membuang pedangnya (Yoh. 18:11) dan ia menyentuh telinga Malkhus dan menyembuhkan.
  • v  Ketika Yesus disalibkan ia berdoa untuk penyalibnya, "Bapa mengampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." (Lukas 23:34)


Biarlah Pagi hari ini kita boleh belajar, untuk bisa memaafkan sesama kita, tidak perduli siapa yang salah atau siapa yang merasa benar, akan tetapi kami mau belajar untuk bisa memaafkan siapapun mereka, sehingga kita dipulihkan Tuhan.
Amin.