Sabtu, 08 November 2014

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR AUDIO



PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR AUDIO

SILAS SUDARMAN



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan pekembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.
Pada awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA)
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience).
Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengala-man langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya.
 Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa .
Edgar Dale memandang bahwa nilai media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman. Menurut-nya, pengalaman itu mempunyai sebelas (11) tingkatan.


Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas.
B. Pengertian Media Pembelajaran
       Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan wasaala,yang artinya perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
            Dalampembelajaran (instructional), sumber informasi adalah dosen, guru, instruktur, peserta didik, bahan bacaan dan sebagainya. Menurut Schramm (1977), media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembela-jaran. Briggs (1977) mendifi-nisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran. Sedang menurut Arief S. Sadiman (1986) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi.


C. Manfaat Media Pembelajaran
            Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud membantu siswa belajar secara optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985), yaitu :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
            Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
            Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
            Jika dipilih dan dirancang dengan benar, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mungkin akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa.
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
            Sering kali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media pembelajaran dengan baik..
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan utuh.
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja .
            Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa ter-gantung pada keberadaan guru.
7. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
            Dengan media, proses pembelaja-ran menjadi lebih menarik. Dan hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pegeta-huan dan proses pencarian ilmu.
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
            Dengan media, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan dan mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingan dan sebagainya. 

BAB II
Pengembangan Media Pembelajaran

A. Media Berbasis Visual
            Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/illustrasi, sketsa/gambar garis. Grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Unsur-unsur visual yang harus dipertimbangkan menurut Kustandi dan Sutjipto( 2011) , adalah :
1. Kesederhanaan
            Secara umum, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi,teks yang menyertai bahan visual, penggunaan kata harus dengan huruf yang mudah dipahami.
2. Keterpaduan
            Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual, ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu bentuk meyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan serta informasi yang dikandunnya.
3. Penekanan.
            Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, namun seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, persfektif, warna, atau ruang, penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
4. Keseimbangan Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
5. Bentuk
            Bentuk yang aneh atau asing bagi siswa, dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.
6. Garis.
            Garis digunakan untuk menghu-bungkan unsur-unsur, sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
7. Tekstur
            Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
8. Warna.
            Warna digunakan untuk memberi-kan kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan.

B. Peran Media Audio dalam pembelajaran
            Dalam pembelajaran,  program media audio memiliki tiga peran penting, antara lain:
  1. Untuk memberi ilustrasi yang lebih “hidup” sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan tidak membosankan.
  2. Untuk menjadi pemicu belajar dengan teknik tertentu. Misalnya untuk pengajaran cara berdebat dengan memperdengarkan rekaman dua orang sedang berdebat, untuk pengajaran cara melakukan kritik dengan memperdengarkan rekaman suatu diskusi yang bersifat kritis, dan sebagainya.
  3. Sebagai alat pembelajaran utama, yaitu memperdengarkan urai-an/ceramah tentang keseluruhan materi yang diajarkan. Misalnya pada pengajaran massal yang diberikan melalui siaran radio ataupun melalui rekaman program audio yang disebarkan secara luas

C. Ciri-ciri Media Audio
            Media pembelajaran audio memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
  1. Dapat di dengar baik untuk individual maupun untuk kelompok
  2. Relatif mahal di bandingkan media terdahulu karena di butuhkan alat – alat elektronik.
  3. Media audio tertentu, misal: radio mempunyai kelemahan antara lain informasi yang di dengar tidak di ulang peserta didik bersifat menerima saja tidak dapat memberikan balikan.
  4. Melalui media dengar, program dapat di susun sedemikian rupa agar semua tingkat umur dan lapisan masyarakat dapat memanfaatkan dalam usaha pemerataan pendidikan. (Rohani ahmad, 1997: 86).

D. Manfaat Media Pembelajaran Audio
  1. Proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat dan berdaya guna.
  2. Untuk mempermudah bagi guru / pendidik dalam menyampaikan informasi materi kepada anak didik.
  3. Untuk mepermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materiyang disampaikan oleh guru.
  4. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengeahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.
  5. Untuk menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan peseta didik yang lain terhadap maeri yang disampaikan oleh guru.

E. Langkah langkah Penggunaan Media Audio
            Adapun langkah-langkah umum dalam penggunaan media audio sebagai media pembelajaran yaitu:
a. Langkah persiapan, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2) Kesesuaian dengan materi yang akan disampaikan
3) Situasi dan kondisi siswa

b. Langkah Penerimaan
                        Dalam langkah ini, diharapkan guru dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan secara seksama. Guru dapat mencatat hal-hal yang penting, kata-kata baru dan kata-kata sulit yang nantinya berguna sebagai refleksi di akhir perjalanan. Bagi siswa juga dapat melakukan kegiatan seperti membuat per-tanyaan dan ringkasan materi.
c.  Kegiatan lanjutan
                             Kegiatan ini dapat dilaku-kan dengan melakukan refleksi dan tanya jawab antar guru dengan siswa. Sekaligus bisa dilakuakn penugasan terhadap siswa berhu-bungan dengan materi yang disampaikan.

F. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Audio
            Dari penjelasan diatas, secara umum penggunaan audio dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan diantaranya:
  1. Harga terjangkau
  2. Rekaman dapat digandakan
  3. Media audio tertentu dapat diputar berulang-ulang
  4. Pengoprasian relatif mudah
  5. Sifatnya mudah untuk dipindahkan
  6. Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
  7. Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan bahasa.
Adapun kekurangan dalam penggunaan audio adalah:
    1. Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau informasi itu berada di tengah-tengah pita maka akan memakan waktu lama untuk menentukannya.
    2. Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
    3. Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
    4. Karena abstrak, tingkatan pengerti-annya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan  pembenda-haraan kata- kata  atau  bahasa,
    serta  susunan  kalimat.
    1. Media   ini hanya  akan  mam-pu  melayani  seca-ra  baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
    2. Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman  analog tersebut pada si penerima.
G. Jenis-Jenis Media Audio
       Karakteristik audio adalah memiliki unsure yang dapat menghasilkan bunyi atau suara. Adapun jenis-jenis audio sebagai berikut:
1. Piringan Hitam
     Dari zaman dulu orang-orang sudah dapat merekam suara mereka dengan piringan hitam. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, piringan hitam ini sudah mulai ditinggalkan dan tidak dimanfaatkan lagi.
2.  Tape Recorder dan Kaset
     Tape recorder adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset, pita tersebut digulung-gulung pada kumparan yang berada didalam kotak yang disebut kaset. Dalam pembelajaran, pesan dan isi pelajaran dapat direkam melalui kaset tersebut sehingga hasil rekaman itu bisa diputar kembali pada saat yang diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar. Materi rekaman audiotape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat dipersiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan.  Tape recorder sangat besar manfaatnya dalam mengajarkan pembelajaran di sekolah. Karena itu penggunaan alat tersebut harus diperbanyak sebagai sarana dalam pembelajaran ataupun yang lainnya.yang perlu di ingat dalam penggunaan tape recorder dalam mengajar yaitu bagaimana penggunaannya.

Keuntungan-keuntungan tape recorder sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut:
1.    Materi yang telah disampaikan dapat diputar kembali, sehingga materi  tersebut menjadi lebih jelas
  1. Dapat digunakan sebagai alat perekan ketika melakukan wawancara dengan narasumber untuk melengkapi materi pembelajaran
  2. Dapat menimbulkan banyak kegiatan.Disamping mendengar-kan, anak didik juga bisa mencatat hal-hal penting
  3. Sangat efisien untuk mata pelajaran bahasa
  4. Kaset yang sudah tidak digunakan lagi bisa dihapus dan diisi dengan materi lainnya.
Sedangkan kekurangan tape recorder sebagai media pengajaran   ada-lah    sebagai berikut:
  1. Daya jangkaunya terbatas ditempat program yang disajikan
  2. Biaya pengadaaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
3.    Radio
            Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik dapat digunakan untuk mendengarkan berita, yang bagus dan aktual, dapat mengetahui peristiwa dalam kehidupan dan sebagainya. Radio dalam perkembangannya dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.  Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan radio untuk pembelajaran yaitu penggunaan waktu jam siaran harus betul-betul diperhatikan sehingga dapat memulai dan mengaakhiri pada waktu yang tepat. Hal yang kedua adalah pengaturan tempat serta kondisi-kondisi penerimaan, seperti perlengkapan peralatan, samai dengan kesesuaian volume suara dengan ruangan.
 Beberapa keuntungan radio sebagai media pendidikan dan pengajaran adalah:
  1. Dapat lebih mudah dipindahkan dari suatu ruangan keruangan lainnya karena tidak begitu berat.
  2. Kalau radio tersebut dilengkapi dengan tape recorder maka bisa untuk merekam siaran-siaran penting untuk didengarkan kembali.
  3. Dapat mengembangkan daya imajinasi anak, misalnya dengan mendengarkan drama di radio.
  4. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar, karena dengan mendengarkan radio, siswa dapat mencatat hal-hal yang penting.
  5. Dapat membantu memusatkan perhatian pada kata-kata dan  bunyi misalnya dalam pelajaran bahasa.
  6. Dapat mengatasi ruang dan waktu serta memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga dapat dihadirkan kedalam kelas dan memberikan informasi dan pengalaman baru bagi siswa.
  7. Harganya lebih murah dan dapat dibeli oleh sebagian besar orang.
Adapun kelemahan radio sebagai media pendidikan dan pengajaran adalah:
1. Sifat komunikasi radio hanya satu arah. Hanya ada pihak pemberi yaitu radio itu sendiri dan pihak penerima. Sehingga karena jalur komunikasi hanya satu arah, siswa tidak dapat menanyakan secara langsung ketika ada materi yang belum dimengerti
2. Program radio telah disentralisir, sehingga guru kurang dapat mempersiapkan diri bersama anak didik secara baik. Integrasi siaran radio dalam kegiatan belajar-mengajardikelas sering menimbulkan kesulitan disebabkan pengaturan jadwal yang kurang tepat, atau belum terjalin informasi yang baik antara pembuat program dengan guru kelas.

4. Laboratorium Bahasa
            Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk mendengar dan berbicara dengan bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kotak suara yang telah tersedia. Siswa mendengar guru atau suara radio kaset melalui handphone. Dengan jalan demikian siswa dapat dengan segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.

 H.    Pengembangan Pembelajaran dengan Media Audio
   Keefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang penting untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif adalah ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih media dan esensi materi yang akan disajikan melalui media tersebut. Selain itu persiapan seseorang agar dapat menguasai media audio yaitu:
1.    Memusatkan semua kekuatan mental dan fisik, untuk mendengarkan.
2.    Menahan diri untuk tidak menyela pembicaraan.
3.    Menunjukan minat dan kesiapan.
4.    Mencari arti dan menghindari diri terpancing pada kata-kata tertentu.
5.    Menahan diri untuk memeberi tanggapan emosi terhadap hal yang dibicarakn.
6.    Berikan ucapan balik yang jelas dan tidak meragukan untuk pembicaraan.
7.    Bertanya jika tidak mengerti.
Adapun materi atau bahan ajar yang dapat dikembangkan dengan  menggunakan audio adalah:
1. Latihan mengucapkan kata-kata untuk pelajaran bahasa asing
Guru merekam ucapan yang benar, kemudian direkam pula ucapan yang salah dari seorang murid. Dengan memutar pita, kedua ucapan tersebut dapat dibandingkan, sehingga ucapan yang salah tersebut dapat diperbaiki.
2. Latihan membaca untuk pembelajaran bahasa asing
                              Demikian pula untuk membaca pelajaran dalam bahasa asing, dapat direkam bacaan yang benar untuk menjadi pedoman bagi murid-murid yang sedang belajar.
3. Membaca Puisi
                              Pembacaan puisi yang direkam dapat diputar berulang-ulang dan bila di dengar bersama-sama dengan baik akan lebih menggugah jiwa yang mendengarnya. Hal ini akan lebih menambah apresiasi mereka terhadap puisi yang baik dan menjadi dorongan untuk mencoba membuatnya.
4. Komando hitungan
                              Dengan menggunakan hitungan satu, dua, tiga, empat dan ulangannya dapat direkam, kemudian diputar kembali untuk pelajaran senam, sehingga guru olahraga bisa memusatkan perhatian kepada gerakan-gerakan yang harus dilakukan murid-murid dalam bersenam.

PENUTUP
            Media pembelajaran audio merupakan bagian system sumber belajar telah menjadi kebutuhan kegiatan pembelajaran yang berfungsi memudahkan siswa belajar. Untuk dapat menerapkan media pembelajaran audio, maka seorang guru perlu memahami ragam dan karakteristik sumber belajar audio, fungsi dan manfaat sumber belajar audio, model pengembangan dan penggunaan sumber belajar audio, prosedur pengembangan sumber belajar audio, menerapkan dan mengintegrasikan sumber belajar audio dalam pembelajaran, dan juga mampu memahami keunggulan dan kelemahan dari masing-masing sumber belajar audio yang mereka gunakan.
            Namun tak mungkin dipungkiri, bahwa kegiatan atau proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran audio sebagai sumber belajar telah banyak memberikan manfaat bagi siswa dalam kegiatan belajar. Guru yang kreatif dan inovatif selalu nampak tatkala ia mampu merekayasa sebuah media pembelajaran menjadi jembatan yang menghantarkan siswa menjadi motivator teman-temannya dalam peer collaboration. 



Rujukan.
Arief S. Sadiman, dkk. (1986). Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.6 Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : CV Rajawali.
Briggs, L.J. (ed.) (1977). Instructional Design: Principles and Applications New Jersey: Englewood Cliffs.
Brown, James W., et al (1977). AV Instruction Techology, Media, and Methods. 5th. Edition. New York: McGraw-Hill Book Company
Brown, James W., & Lewis, Richard B. (1977). AV Instructional Technology Manual for Independent Study. 5th. Edition. New York:McGraw Hill Book Company
Dale’s Cone of Experience http://www.etsu.edu/uged/etsu1000/documents/Dales_Cone_of_Experience.pdf tgl 2 September 2013
Kustandi dan Sutjipto (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital.Bogor, Ghalia Indonesia. 104
Oetomo, B.S.D. dan Priyogutomo, Jarot. Kajian Terhadap Model e-Media dalam Pengembangan Sisstem e-Education, Makalah Seminar Nasional Informaika 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Pebruari 2004
Rohani Akhmad, 1997. Media Interraksional Edukatif. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Utomo, Junaedi, 2001. Dampak Internet Terhadap pendidikan: Transparansi dan Evolusi, Seminar Nasional  Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7 April 2001