PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR AUDIO
SILAS SUDARMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan teknologi
informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat
tinggi, sehingga dengan pekembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat
dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi
surat kabar, audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi
lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.
Pada awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu
mengajar (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual,
misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman
kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar.
Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual kurang
memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi
dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar
abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat
audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA)
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran
untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan
alat bantu visual semata. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan
pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut
yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of
experience).
Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk
menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh
pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar
Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari,
proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses
mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan
pengajaran, contohnya melalui pengala-man langsung, maka semakin banyak
pengalaman yang diperolehnya.
Sebaliknya
semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan
bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa .
Edgar Dale memandang bahwa nilai media pembelajaran
diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman. Menurut-nya, pengalaman itu
mempunyai sebelas (11) tingkatan.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya
media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu
pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual.
Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak,
menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari
beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan
yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan
semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta
diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan
dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi
secara luas.
B. Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata
media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Sedangkan dalam
bahasa Arab media diartikan wasaala,yang artinya perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Dalampembelajaran (instructional), sumber informasi
adalah dosen, guru, instruktur, peserta didik, bahan bacaan dan sebagainya.
Menurut Schramm (1977), media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
(informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembela-jaran. Briggs
(1977) mendifi-nisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk
menyampaikan isi / materi pembelajaran. Sedang menurut Arief S. Sadiman (1986)
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sehingga proses belajar terjadi.
C. Manfaat Media
Pembelajaran
Secara umum manfaat media
dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud
membantu siswa belajar secara optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat
media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985), yaitu :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Guru mungkin mempunyai
penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran
yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Media dapat menyampaikan
informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual), sehingga dapat
mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan
tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Jika dipilih dan dirancang
dengan benar, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah
secara aktif. Tanpa media, guru mungkin akan cenderung berbicara “satu arah”
kepada siswa.
4. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
Sering kali terjadi, para
guru banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan materi ajar. Padahal waktu
yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media
pembelajaran dengan baik..
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan utuh.
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja .
Media
pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar
dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa ter-gantung pada keberadaan guru.
7. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
Dengan
media, proses pembelaja-ran menjadi lebih menarik. Dan hal ini dapat
meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pegeta-huan dan proses
pencarian ilmu.
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih
positif dan produktif.
Dengan media, guru tidak perlu
mengulang-ulang penjelasan dan mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga
guru dapat memberikan perhatian lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi,
perhatian, bimbingan dan sebagainya.
BAB II
Pengembangan Media Pembelajaran
A. Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan,
informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa dapat dikembangkan
dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/illustrasi, sketsa/gambar garis.
Grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Unsur-unsur
visual yang harus dipertimbangkan menurut Kustandi dan Sutjipto( 2011) , adalah
:
1. Kesederhanaan
Secara umum, kesederhanaan
itu mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah
elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang
disajikan visual itu. Pesan atau informasi,teks yang menyertai bahan visual,
penggunaan kata harus dengan huruf yang mudah dipahami.
2. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada
hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual, ketika diamati akan
berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan
menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu
bentuk meyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan serta
informasi yang dikandunnya.
3. Penekanan.
Meskipun penyajian visual
dirancang sesederhana mungkin, namun seringkali konsep yang ingin disajikan
memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat
perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, persfektif,
warna, atau ruang, penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
4. Keseimbangan Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang
memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
5. Bentuk
Bentuk yang aneh atau
asing bagi siswa, dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan
bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran
perlu diperhatikan.
6. Garis.
Garis digunakan untuk
menghu-bungkan unsur-unsur, sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk
mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
7. Tekstur
Tekstur adalah unsur
visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan
untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
8. Warna.
Warna digunakan untuk
memberi-kan kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan.
B. Peran
Media Audio dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran, program
media audio memiliki tiga peran penting, antara lain:
- Untuk
memberi ilustrasi yang lebih “hidup” sehingga dapat membuat pembelajaran
menjadi lebih jelas dan tidak membosankan.
- Untuk menjadi pemicu belajar dengan teknik tertentu. Misalnya untuk pengajaran cara berdebat dengan memperdengarkan rekaman dua orang sedang berdebat, untuk pengajaran cara melakukan kritik dengan memperdengarkan rekaman suatu diskusi yang bersifat kritis, dan sebagainya.
- Sebagai alat pembelajaran utama, yaitu memperdengarkan urai-an/ceramah tentang keseluruhan materi yang diajarkan. Misalnya pada pengajaran massal yang diberikan melalui siaran radio ataupun melalui rekaman program audio yang disebarkan secara luas
C. Ciri-ciri
Media Audio
Media pembelajaran audio memiliki
cirri-ciri sebagai berikut:
- Dapat
di dengar baik untuk individual maupun untuk kelompok
- Relatif
mahal di bandingkan media terdahulu karena di butuhkan alat – alat elektronik.
- Media
audio tertentu, misal: radio mempunyai kelemahan antara lain informasi
yang di dengar tidak di ulang peserta didik bersifat menerima saja tidak
dapat memberikan balikan.
- Melalui
media dengar, program dapat di susun sedemikian rupa agar semua tingkat
umur dan lapisan masyarakat dapat memanfaatkan dalam usaha pemerataan
pendidikan. (Rohani ahmad, 1997: 86).
D. Manfaat
Media Pembelajaran Audio
- Proses belajar mengajar yang
sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat dan berdaya guna.
- Untuk
mempermudah bagi guru / pendidik dalam menyampaikan informasi materi
kepada anak didik.
- Untuk
mepermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materiyang
disampaikan oleh guru.
- Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengeahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.
- Untuk menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan peseta didik yang lain terhadap maeri yang disampaikan oleh guru.
E. Langkah
langkah Penggunaan Media Audio
Adapun langkah-langkah umum dalam
penggunaan media audio sebagai media pembelajaran yaitu:
a. Langkah
persiapan, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1) Kesesuaian
dengan tujuan pembelajaran
2) Kesesuaian
dengan materi yang akan disampaikan
3) Situasi
dan kondisi siswa
b. Langkah Penerimaan
Dalam
langkah ini, diharapkan guru dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
mendengarkan secara seksama. Guru dapat mencatat hal-hal yang penting,
kata-kata baru dan kata-kata sulit yang nantinya berguna sebagai refleksi di
akhir perjalanan. Bagi siswa juga dapat melakukan kegiatan seperti membuat per-tanyaan
dan ringkasan materi.
c. Kegiatan lanjutan
Kegiatan ini dapat
dilaku-kan dengan melakukan refleksi dan tanya jawab antar guru dengan siswa.
Sekaligus bisa dilakuakn penugasan terhadap siswa berhu-bungan dengan materi
yang disampaikan.
F. Kelebihan
dan Kekurangan Bahan Ajar Audio
Dari penjelasan diatas, secara umum
penggunaan audio dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan diantaranya:
- Harga
terjangkau
- Rekaman dapat digandakan
- Media audio tertentu dapat diputar berulang-ulang
- Pengoprasian relatif mudah
- Sifatnya mudah untuk dipindahkan
- Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
- Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan bahasa.
-
- Dalam
suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika
pesan atau informasi itu berada di tengah-tengah pita maka akan memakan
waktu lama untuk menentukannya.
- Memerlukan
suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga
pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
- Media
Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah
abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
- Karena
abstrak, tingkatan pengerti-annya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan
pembenda-haraan kata- kata atau bahasa,
serta susunan kalimat.- Media ini hanya akan mam-pu
melayani seca-ra baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan
dalam berfikir abstrak.
- Penampilan
melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara
harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada
si penerima.
- Dalam
suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika
pesan atau informasi itu berada di tengah-tengah pita maka akan memakan
waktu lama untuk menentukannya.
G. Jenis-Jenis
Media Audio
Karakteristik
audio adalah memiliki unsure yang dapat menghasilkan bunyi atau suara. Adapun
jenis-jenis audio sebagai berikut:
1. Piringan
Hitam
Dari zaman dulu orang-orang sudah dapat
merekam suara mereka dengan piringan hitam. Tetapi seiring dengan perkembangan
zaman dan teknologi, piringan hitam ini sudah mulai ditinggalkan dan tidak
dimanfaatkan lagi.
2. Tape
Recorder dan Kaset
Tape recorder adalah alat perekam yang
menggunakan pita dalam kaset, pita tersebut digulung-gulung pada kumparan yang
berada didalam kotak yang disebut kaset. Dalam pembelajaran, pesan dan isi
pelajaran dapat direkam melalui kaset tersebut sehingga hasil rekaman itu bisa
diputar kembali pada saat yang diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu
dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan siswa
sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar. Materi rekaman audiotape
adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi
tertentu. Rekaman dapat dipersiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini
sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan. Tape
recorder sangat besar manfaatnya dalam mengajarkan pembelajaran di sekolah.
Karena itu penggunaan alat tersebut harus diperbanyak sebagai sarana dalam
pembelajaran ataupun yang lainnya.yang perlu di ingat dalam penggunaan tape
recorder dalam mengajar yaitu bagaimana penggunaannya.
Keuntungan-keuntungan
tape recorder sebagai media pengajaran adalah sebagai berikut:
1.
Materi yang telah disampaikan dapat diputar kembali,
sehingga materi tersebut menjadi lebih jelas
- Dapat
digunakan sebagai alat perekan ketika melakukan wawancara dengan
narasumber untuk melengkapi materi pembelajaran
- Dapat
menimbulkan banyak kegiatan.Disamping mendengar-kan, anak didik juga bisa
mencatat hal-hal penting
- Sangat
efisien untuk mata pelajaran bahasa
- Kaset
yang sudah tidak digunakan lagi bisa dihapus dan diisi dengan materi
lainnya.
Sedangkan
kekurangan tape recorder sebagai media pengajaran ada-lah
sebagai berikut:
- Daya
jangkaunya terbatas ditempat program yang disajikan
- Biaya
pengadaaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
3.
Radio
Berkat kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio merupakan
perlengkapan elektronik dapat digunakan untuk mendengarkan berita, yang bagus
dan aktual, dapat mengetahui peristiwa dalam kehidupan dan sebagainya. Radio
dalam perkembangannya dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran
yang cukup efektif. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
radio untuk pembelajaran yaitu penggunaan waktu jam siaran harus betul-betul
diperhatikan sehingga dapat memulai dan mengaakhiri pada waktu yang tepat. Hal
yang kedua adalah pengaturan tempat serta kondisi-kondisi penerimaan, seperti
perlengkapan peralatan, samai dengan kesesuaian volume suara dengan ruangan.
Beberapa
keuntungan radio sebagai media pendidikan dan pengajaran adalah:
- Dapat
lebih mudah dipindahkan dari suatu ruangan keruangan lainnya karena tidak
begitu berat.
- Kalau
radio tersebut dilengkapi dengan tape recorder maka bisa untuk merekam
siaran-siaran penting untuk didengarkan kembali.
- Dapat
mengembangkan daya imajinasi anak, misalnya dengan mendengarkan drama di
radio.
- Dapat
merangsang partisipasi aktif pendengar, karena dengan mendengarkan radio,
siswa dapat mencatat hal-hal yang penting.
- Dapat
membantu memusatkan perhatian pada kata-kata dan bunyi misalnya
dalam pelajaran bahasa.
- Dapat
mengatasi ruang dan waktu serta memiliki jangkauan yang sangat luas
sehingga dapat dihadirkan kedalam kelas dan memberikan informasi dan
pengalaman baru bagi siswa.
- Harganya
lebih murah dan dapat dibeli oleh sebagian besar orang.
Adapun
kelemahan radio sebagai media pendidikan dan pengajaran adalah:
1. Sifat
komunikasi radio hanya satu arah. Hanya ada pihak pemberi yaitu radio itu
sendiri dan pihak penerima. Sehingga karena jalur komunikasi hanya satu arah,
siswa tidak dapat menanyakan secara langsung ketika ada materi yang belum
dimengerti
2. Program
radio telah disentralisir, sehingga guru kurang dapat mempersiapkan diri
bersama anak didik secara baik. Integrasi siaran radio dalam kegiatan
belajar-mengajardikelas sering menimbulkan kesulitan disebabkan pengaturan
jadwal yang kurang tepat, atau belum terjalin informasi yang baik antara
pembuat program dengan guru kelas.
4. Laboratorium
Bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat
untuk melatih siswa untuk mendengar dan berbicara dengan bahasa asing dengan
jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium
bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kotak suara yang
telah tersedia. Siswa mendengar guru atau suara radio kaset melalui handphone.
Dengan jalan demikian siswa dapat dengan segera memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang dibuatnya.
H.
Pengembangan Pembelajaran dengan Media Audio
Keefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satu faktor yang penting untuk menjadikan pembelajaran
lebih efektif adalah ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih media dan
esensi materi yang akan disajikan melalui media tersebut. Selain itu persiapan
seseorang agar dapat menguasai media audio yaitu:
1.
Memusatkan semua kekuatan mental dan fisik, untuk
mendengarkan.
2.
Menahan diri untuk tidak menyela pembicaraan.
3.
Menunjukan minat dan kesiapan.
4.
Mencari arti dan menghindari diri terpancing pada
kata-kata tertentu.
5.
Menahan diri untuk memeberi tanggapan emosi terhadap
hal yang dibicarakn.
6.
Berikan ucapan balik yang jelas dan tidak meragukan
untuk pembicaraan.
7.
Bertanya jika tidak mengerti.
Adapun
materi atau bahan ajar yang dapat dikembangkan dengan menggunakan audio
adalah:
1. Latihan
mengucapkan kata-kata untuk pelajaran bahasa asing
Guru merekam
ucapan yang benar, kemudian direkam pula ucapan yang salah dari seorang murid.
Dengan memutar pita, kedua ucapan tersebut dapat dibandingkan, sehingga ucapan
yang salah tersebut dapat diperbaiki.
2. Latihan
membaca untuk pembelajaran bahasa asing
Demikian pula
untuk membaca pelajaran dalam bahasa asing, dapat direkam bacaan yang benar
untuk menjadi pedoman bagi murid-murid yang sedang belajar.
3. Membaca
Puisi
Pembacaan puisi
yang direkam dapat diputar berulang-ulang dan bila di dengar bersama-sama
dengan baik akan lebih menggugah jiwa yang mendengarnya. Hal ini akan lebih
menambah apresiasi mereka terhadap puisi yang baik dan menjadi dorongan untuk
mencoba membuatnya.
4. Komando
hitungan
Dengan menggunakan
hitungan satu, dua, tiga, empat dan ulangannya dapat direkam, kemudian diputar
kembali untuk pelajaran senam, sehingga guru olahraga bisa memusatkan perhatian
kepada gerakan-gerakan yang harus dilakukan murid-murid dalam bersenam.
PENUTUP
Media pembelajaran audio
merupakan bagian system sumber belajar telah menjadi kebutuhan kegiatan
pembelajaran yang berfungsi memudahkan siswa belajar. Untuk dapat menerapkan
media pembelajaran audio, maka seorang guru perlu memahami ragam dan
karakteristik sumber belajar audio, fungsi dan manfaat sumber belajar audio,
model pengembangan dan penggunaan sumber belajar audio, prosedur pengembangan
sumber belajar audio, menerapkan dan mengintegrasikan sumber belajar audio
dalam pembelajaran, dan juga mampu memahami keunggulan dan kelemahan
dari masing-masing sumber belajar audio yang mereka gunakan.
Namun tak mungkin dipungkiri, bahwa kegiatan atau proses
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran audio sebagai sumber belajar
telah banyak memberikan manfaat bagi siswa dalam kegiatan belajar. Guru yang
kreatif dan inovatif selalu nampak tatkala ia mampu merekayasa sebuah media
pembelajaran menjadi jembatan yang menghantarkan siswa menjadi motivator
teman-temannya dalam peer collaboration.
Rujukan.
Arief S. Sadiman, dkk. (1986). Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.6 Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta : CV Rajawali.
Briggs, L.J.
(ed.) (1977). Instructional Design:
Principles and Applications New Jersey: Englewood Cliffs.
Brown, James W., et al (1977). AV Instruction Techology, Media, and Methods. 5th. Edition. New
York: McGraw-Hill Book Company
Brown, James W., & Lewis, Richard B. (1977). AV Instructional Technology Manual for
Independent Study. 5th. Edition. New York:McGraw Hill Book Company
Dale’s Cone
of Experience http://www.etsu.edu/uged/etsu1000/documents/Dales_Cone_of_Experience.pdf tgl 2
September 2013
Kustandi dan Sutjipto (2011). Media
Pembelajaran Manual dan Digital.Bogor, Ghalia Indonesia. 104
Oetomo, B.S.D. dan Priyogutomo, Jarot. Kajian
Terhadap Model e-Media dalam Pengembangan Sisstem e-Education, Makalah Seminar Nasional Informaika 2004 di
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Pebruari 2004
Rohani
Akhmad, 1997. Media Interraksional Edukatif. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Utomo, Junaedi, 2001. Dampak Internet
Terhadap pendidikan: Transparansi dan Evolusi, Seminar Nasional
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7 April 2001