Jumat, 27 April 2012

PEMIKIRAN PARA TOKOH TENTANG MODEL PEMBELAJARAN YESUS GURU AGUNG

MODEL PEMBELAJARAN YESUS GURU AGUNG

Pemikiran Robert Pazmino
             Menurut Robert Pazmino dalam bukunya God Our Teacher, bahwa Yesus adalah guru agung sebagai teladan dan model di mana hidup dan pelayananNya berharga. Pazmino menekankan tentang Yesus Guru Agung berdasarkan :
1. Yesus sebagai Anak Tunggal Allah yang disebut immanuel.
            Konsep immanuel menurut Pazmino sebagai nilai dasar dari prinsip pendidikan Kristen. Makna immanuel yang berarti Allah beserta kita tersebut berdampak penting bagi pelaksanaan atau praktek pendidikan Kristen.
2. Hakekat Yesus sebagai guru agung
            Hal ini  menyangkut keberasaan diriNya yang datang dari Allah dan mengerjakan pekerjaan Allah bagi penebusan dan keselamatan manusia. Idealitas dari pendidikan kristen yang  harus digumuli adalah membangun peartobatan pada peserta didik melalui penerimaan dan persekutuan dengan Yesus.
3. Tentang kehidupan Yesus sebagai guru agung
           
            Hal yang mendasar dari hakekat Yesus sebagai guru agung yaitu sehubungan dengan konteks, konten dan diriNya dalam hal pengajaranNya.
            Pandangan Pazmino  sehubungan Yesus sebagai Guru Agung, yaitu fungsiNya sebagai nabi, imam dan raja itu yang membedakan dengan gurum – guru yang lain. Hal ini sangat berhubungan dengan pengajaran Yesus menyangkut dimensi kenabian, pastorakl dan politik.
            Pengajaran dalam dimensi kenabian, menunjukkan pada pemberitan kebenaran Allah yang menerobos tradisi dan kehidupan.
            Pengajaran Yesus dalam dimensi pastoral, sebagai imam, yakni meangenal hati manusiadan melayani kebutuhan kita yang terdalam dengan menyembuhkan secara menyeluruh.
            Pengajaran dalam dimensi politik, Ia mengalami penolakan oleah orang banyak, pembunuhan bayi di Bethehem, penolakan di Nazaret dan paenyalibanNya menunjukkan resiko pengajaranNya.

Hal yang mendasar dari kehidupan Yesus yang dapat diimplentasikan ke dalam keutuhan nilai-nilai pendidikan Kristen, disimpulkan oleh Pazmino yaitu :
1. Konteks, dimana Yesus hadir dan membangun pengajaranNya adalah konteks yang multikultural, pluralistik. Maka implikasinya kesesuaian konteks dan norma-norma budaya membuat guru dapat diterima peserta didik
2. Sehubungan dengan Konten pengajaran Yesus. Beberapa prinsip pengajaran yesus yang relevan dengan pendengar dan pearmasalahnya yang dihadapi, yaitu ;
          a.Situasi pengajar sangat komplek maka perlu dibagi yaitu: Guru, Murid;   pelajaran; tujuan guru; Metode mengajar; dan Lingkunga.
            b. Percakapan Yesus dengan perempuan samaria adalah obyek pembelajaran tentang penghargaan  atau respect secara menyeluruh
             c. Sebagai guru tidak pernak pengguna metode taktis tapi obyektif
             d. PengajaranNya atas masalah-masalah yang vital
             e.  Dapat memimpin kehidupan masyarakat kerah yang lebih baik
             f.  Pertayaan dan jawaban untuk mempengaruhi atau merangsang ekspresi diri
             g. Menggunakan metode ceramah dalam situasi informal
             h. Ia memberitakan dengan cerita, perumpamaan,
             i.  Prinsip – prinsip yang benar adalah mengenal Firman
             j.  Menggunakan prinsip kontras
             k. Memberi perhatian lebih kepada pribadi dibanding orang banyak.

Pemikiran A. Elwood Sanner
            Menurut Elwood dalam bukunya Exploring Christian Education mengatakan bahwa Yesus adalah dasar dari pengajaran Kristen. (Yoh 13: 13) (Yoh 3: 2).
TujuanNya
Yesus menyampaikan tujuan utama kedatanganNya, yaitu memberikan kehidupan untuk manusia, melalui pengajaran-Nya. (Yoh 10: 10). Hal ini termasuk lepas dari kesakitan, bebas dari kesalahan dan ketakutan, menjadi warga dalam kerajaan surga.

Metode dan Prinsip-Nya
Yesus menggunakan metode pengajaran langsung. Ia menyatakan kebenaran melalui manusia. (Yoh 14: 26)
Yesus menggunakan prinsip pendidikan yang baik seperti dalam “Perumpamaan Talenta”. (Mat 25:14-30)
Setiap orang mampu untuk menyatakan kebenaranNya sehingga Yesus menguji tiap orang, apakah tiap orang dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk mengajarkan kebenaranNya.
Yesus menggunakan Nikodemus. (Yoh 3:1-12) Yesus mempersatukan pengikut-pengikutNya dengan iman dan hubungan yang akrab. Pendekatan yang digunakanNya sebenarnya langsung dan simpel. Yesus juga menggunakan metode lain seperti pengajar, tanya-jawab, pengamatan, dan proyek-proyek. Sistem pengajaranNya unik dan efektif. (Mat 7:28-29)
Pemikiran J.M. Price
            Menurut Price dalam bukunya A Survey of religious Education (1940) mengatakan tentang tujuan pengajaran Yesus sebagai Guru Agung yaitu :
1. Tujuan Pengontrolan
            Yesus tidak akan pergi tanpa tujuan yang jelas.
Dipandang dari sudut negatif, Yesus tidak mencari orang untuk mendikte cara berpikir mereka sebab Yesus tau dengan jelas mengenai kehendak bebas tiap orang.
Dipandang dari sudut positif, Yesus menytakan bahwa Ia datang supaya manusia memperoleh kehidupan. Dalam hal ini, Yesus memberikan kebenaran supaya tiap orang dapat berpegang taguh padaNya dalam menjaani kehidupan dan dalam menghadapi berbagai persoalan sehingga manusia dapat berpikir, bertindak, dan menggunakan emosi yang baik dan terwujudlah aktivitas Kristiani dalam hidup manusia.
2. Format Literatur yang Digunakan
            Yesus menggunakan perkataan-perkataan untuk membangun moral beragama seperti melalui Alkitab atau parable.
McCoy mengatakan bahwa Alkitab digunakan untuk menyatakan kebenaran yang pasti sehingga tidak ada keragu-raguan. Alkitab pun mencakup hampir seluruh aspek dalam kehidupan manusia, termasuk hewan dan tumbuhan, dan juga hubungan antarmanusia.
Yesus juga menggunakan perkataan singkat yang juga mengekspresikan emosiNya dengan cara yang luar biasa, disebut juga epigram. (Lukas 4:23)
Perkatan-perkataan seperti ini bersifat efektif dan akan selalu diingat.
3. Metode
Format sistematis yang digunakan:
a.    Diskusi
Kebanyakan dari diskusiNya adalah secara individual seperti dengan Nikodemus dan percakapan ini bersifat natural.
b.    Pertanyaan
Dilakukan oleh orang-orang yang mencari informasi, baik yang bertujuan untuk mencari kebenaran maupun menentang kebenaran tersebut. Umumnya dalam Alkitab, pertanyaan ini diakhiri dengan jawaban berdasarkan pengalaman hidup pendengar-pendengarNya.
c.    Proyek
Kristus mengizinkan permasalahan-permasalahan terjadi dalam perjalanan hidup manusia sehingga mereka belajar dari pengalaman hidupnya seperti pada pernyataan: “Inisistif akan selalu meningkatkan kepercayaan diri”.
4. Hasil
a.    Dalam tiap kelompok ada pemimpin untuk menyampaikan pesan kepada dunia. Para pemimpin itu pun berasal dari kaum awam yang hanya memiliki waktu singkat untuk mengembangkan dirinya menjadi pemimpin.
b.    Tiap pemimpin memberikan pengaruh kepada anggota kelompoknya.
c.    Pengaruh bersifat lebih efektif daripada guru lainnya. Kebenaran Kristiani berpengaruh terhadap warganya tanpa adanya guru lainnya.

Pemikiran Louis  E. Lebar.
     Lebar mengemukakan tentang metode pengajaran Yesus yang sangat luar biasa. Metode yang dapat membangun proses pembelajaran yang berhasil dan berdampak mengubah yaitu :
1.Yesus mengadakan kontak dengan murid
     Cara Yesus membangun hubungan dengan perempuan Samaria tersebut :
            a. Yesus melakukan pendekatan yang menyentuh kebutuhan perempuan tersebut.
            b. Sebelum menunjukkan dosanya, Yesus menerimanya sebagai satu pribadi.
2. Yesus mengajak anak didik terlibat secara aktif.
            Percakapan yang sempurna yang Yesus lakukan membuat perempuan keluar dari rutinitas sehari-hari kepada kebutuhan kehidupan kekal. dan membangkitkan keingintahuannya perempuan itu sehingga ia bertanya kepada Yesus. Dan Yesus menjelaskan.
3. Yesus membuat kebenaran itu berlaku.
            Jika seseorang mengetahui kebutuhannya paling dalam dipenuhi hari ini oleh Firman yang Hidup dan oleh Alkitab, maka ia kan datang pada sumber yang sama pada esoknya.

Pemikiran Ronald. T. Habermas
            Habermas menyimpulkan 9 bentuk atau model pendidikan yang dikerjakan Yesus selama kurang lebih tiga tahun selama pelayananNya sebagai berikut :
1.    Kemampuan (Memuji pelajar yang mengalami peningkatan diri.)
            Penelitian Radcliff menyatakan bahwa dari 125 situasi pengajaran di gereja, kurang lebih 60%-nya terinisiasi oleh pengalaman pengikutYesus. Yesus menggunakan orang-orang yang terbatas sebagai bahan diskusi, sebab jika menggunakan orang-orang yang berinisiatif, tidaklah terlihat bijaksana bagi Tuhan.
2.    Personaliti (Mengetahui para murid secara individual.)
       Personaliti adalah hasil dari kualitas pribadi dalam tiap individu. Kelompok juga menentukan personaliti seseorang. Dalam Alkitab, ada pula musuh Yesus yang melempari batu.
Kemungkinan, pemberian terpenting adalah berkat kehendak bebas pada seseorang yang memungkinkan tiap orang untuk memilih, patuh atau tidak patuh, dan untuk melayani.
Para pengajar tahu tentang siklus perubahan kelas mereka. Pemimpin yang baik dapat “membaca” siklus tersebut, dan memrosesnya menjadi aktif dan bereaksi seperti yang dikatakan Yesus.
3.    Area (Mengetahui batasan pelajar)
       Yesus menunjukkan apa yang dibutuhkan oleh pengajar, yaitu: dimanakah muridnya berada.” (Mrk 4:33)
Bagaimana Yesus menentukan tingkat komprehensi mereka?
a.       Ia membaca tanda-tanda nonverbal para muridNya.
b.      Ia mendengarkan komentar-komentar muridNya.
c.       Ia mengamati rrespon muridNya terhadap apa yang Ia katakan.Ia mengetahui tiap-tiap kelebihan dan kelamahan para muridNya.
       Yesus pun tidak membahas hal-hal yang belum siap untuk diketahui oleh para muridNya. (Yoh 3: 12 dan Yoh 16:12)
Di lain hal, Yesus tidak selalu membatasi ketidaktahuan muridNya terhadap pengajaranNya.
4.    Deformitas (Yang tidak disukai)
Dalam beberapa pandangan, Yesus bukanlah pengajar yang sangat sukses seperti pemikiran banyak orang. Kristus pun mengatakan apa yang harus dilakukan seorang yang kaya untuk memperoleh kehidupan kekal. Seseorang haruslah menderita dan berjalan jauh.
Pada Alkitab, juga diceritakan bahwa Yesus pun memberikan jawaban terhadap pertanyaan jebakan yang diberikan oleh beberapa orang. (Mat 21:23-27) Yesus juga memberikan beberapa hal penghakiman. (4:27; 8:48; 9:34)
5.    Emosi (Dasar manusia yang tampak)

       Contoh lain dari keahlian Yesus dalam mengajar adalah kemampuanNya untuk memanajemen kondisi emosional para pendengarNya. Dalam Mat 5:7, diketahui beberapa emosi yang mengganggu seperti:
a.       Kemasgulan (5:4)
b.      Marah (5:21-26)
c.       Keinginan seksual (5:27-30)
d.      Balas dendam (5:38-42)
e.       Kasih untuk musuh (5:43-48)
f.       Memberi apa yang diperlukan (6:1-4)
g.      Menyimpan harta (6:19-24)
h.      Kekawatiran (6:25-34)
i.        Kritik (7:1-6)
6.    Kelompok (Meningkatkan pelajar dalam pembelajarannya)
Pada awalnya, Tuhan menciptakan Adam dengang segala apa yang dibutuhkan manusia. Kedua, Tuhan membentuk tugas untuk menamai hewan-hewan. (Ps 147:4) Ketiga, Tuhan melihat segala hasil “untuk melihat apa yang telah dinamakanNya” sebagai manusia. (Kej 2:19b)
Ia mencari pengembangan dari tujuanNya. Untuk menunjukkan pengontrolanNya, Yesus menugaskan Petrus si tukang pancing di danau. (Lukas 5:4) Kemudian Petrus pun mengikut Yesus dan menjadi salah satu “Penjala manusia”.
7.    Rasionalitas (Meyakinkan pelajar menggunakan otaknya)
Seperti Adam yang memberi nama hewan-hewan dengan menggunakan otak kanan dan kirinya.
(Lukas 14:25-33)
Kita menggunakan otak kita sebelum membuat keputusan. Kita bersifat logikal dan rasional. Kita merencanakan sesuatu dengan tepat atau jika tidak, kita bisa kehilangan segala sesuatunya.
8.    Pengajaran (Melayani pelajar yang “lapar”)
Tuhan membantu orang-orang yang ingin mengembangkan dirinya. Yesus menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak biasa kepada siapapun yang Ia temui, dan mendapatkan jawaban yang beraneka ragam. (Yoh 5:6 dan Mat 9:28)
9.    Identitas (menekankan kepada kepemilikan personal)
Kombinasi pertanggungjawaban paling luar biasa yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah kehendak bebas pada manusia yang mengizinkan kita untuk memilih. Pilihan personal bukanlah tanda pemberontakan, sebab pemberian itu adalah bagian tidak langsung dari ciptaan Tuhan. (Kej 2:16-17)
Pilihan merupakan identitas kita, siapakah kita dan akan menjadi apakah kita. Hal ini membantu kita dalam mengembangkan kepemilikan kita (yang berharga) dan menanyakan kepada diri kita: Apakah yang kamu percayai untuk dirimu sendiri?
Yesus mengungkapkan pandanganNya terhadap suatu konsep melalui polling terhadap pengikutNya. (Mat 16:13) Ini bukan berarti bahwa Yesus tidak tahu bagaimana orang-orang memanggilNya, melainkan Ia mentabulasikan daftar pendapat dan emosi publik. Tidak ada kepemilikan personal yang dibutuhkan pengikut Yesus untuk menjawab pertanyaan Yesus. Dan tidak dibutuhkan kerja sama dalam memikirkan tentang identitas mereka “siapakah mereka”. (ay 14 dan 15)

Daftar Pustaka
Sadono Sentot, 2012 Psikologi Pendidikan Agama Kristen Penuntun Pembelajaran Tidak dipublikasikan

1 komentar:

  1. - Tuhan itu ESA / Tunggal

    (PL) Ulangan 6:4
    “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!..

    (PL) Ulangan 4:35&39
    (35) Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.
    (39) Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.

    (PL) 2 Samuel 7:22
    Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.

    (PB) Matius 19:16-17
    “Ada seseorang datang kepada Yesus dan berkata:’Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’. Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk kedalam hidup, turutilah segala perintah Allah”.....

    (PB) Lukas 4:8
    “Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!“

    - Yesus adalah utusan Tuhan

    (PB) Yohanes 5:30
    Sabda Yesus : Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

    - Adakah dosa waris itu??

    (PB) Markus 10 ; 14
    Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

    (PL) Yehezkiel 18:20
    Orang yg berbuat dosa, itu yg harus mati. Anak tidak turut menanggung kesalahan ayahnya & ayah tidak turut me-nanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, & kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya …

    Bandingkan dengan,

    Roma 5:12. Surat Paulus kepada jemaat di Roma.
    Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

    - Yesus diutus Tuhan untuk umat Israel

    (PB) Matius 15:24
    Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

    (PB) Matius 10:5-6
    Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

    - Ber sunat/ tidak??

    Kejadian 17:10 (PL)
    Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;

    Lukas 2 : 21. (Perjanjian Baru)
    Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya

    Bandingkan dengan,

    Galatia 5 : 2. (Perjanjian Baru), / surat Paulus kpd jemaatnya di daerah Galatia.
    Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.


    Sumber ayat dari :
    http://alkitab.otak.info/

    BalasHapus